Sabtu, 14 Juni 2014

Silsilah Keluarga Besar Kerajaan Islam Cirebon



Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi berputra:
-          Pangeran Walangsungsang (lahir 1423)
-          Lara Santang (lahir 1426)
-          Raja Sangara (lahir 1428)
-          Sanghiyang Surawisesa
-          Sang Surasowan
A.      Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana atau Haji Abdullah Iman pendiri kerajaan Islam pertama di Tatar Sunda yang bernama Nagara Agung Pakungwati Cirebon.
a.      Dari istrinya yang bernama Nyai Indang Geulis, putri Ki Gedeng Danuwarsih, memiliki anak yaitu:
1.      Nyai Pakungwati
b.      Dari istrinya yang bernama Nyai Retna Riris atau Nyai Kancanalarang, putri Ki Danusela atau Ki Gedeng Alang-alang memiliki anak yaitu:
2.      Pangeran Cerbon atau Pangeran Carbon yang lahir tahun 1454.
c.       Dari istrinya yang bernama Nyai Retna Rasajati, putri Maolana Ibrahim Akbar atau Syekh Maulana Jatiswara dari Campa memiliki anak yaitu:
3.      Nyai Laraskonda
4.      Nyai Lara Sajati
5.      Nyai Jatimerta
6.      Nyai Jamaras
7.      Nyai Mertasinga
8.      Nyai Cempa
9.      Nyai Rasamalasih
B.      Lara Santang atau Syarifah Mudaim menikah dengan Maolana Sultan Mahmud atau Syarif Abdullah dari Mesir, memiliki anak yaitu:
1.      Syarif Hidayatullah
2.      Syarif Nurullah
C.      Raja Sangara atau Haji Mansur menikah dengan Nyai Kalimah atau Nyai Gedeng Kalisapu dari Campa.
D.     Sanghiyang Surawisesa melanjutkan tahta Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran hingga wafatnya pada tahun 1535 M. Prabu Sanghiyang Surawisesa ini yang membuat Prasasti Batutulis Bogor. Putranya yaitu:
1.      Prabu Ratu Dewata, wafat tahun 1543 M.
E.      Sang Surasowan, menjadi Bupati Banten Pesisir, memiliki anak yaitu:
1.      Sang Arya Surajaya, mewarisi tahta Banten Pesisir.
2.      Nyai Kawung Anten, menikah dengan Syarif Hidayatullah.
I. Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan gelar Sunan Gunung Jati dilahirkan di Mekah pada tahun 1448. Pada tahun 1470 tiba di Cirebon dan menjadi Sinuhun Cirebon ke- II menggantikan uaknya Pangeran Cakrabuwana pada tahun 1479. Wafat pada tahun 1568 pada usia 120 tahun.
a. Dari istrinya yang bernama Nyai Babadan (wafat tahun 1477) putri Ki Gedeng Babadan yang dinikahi pada tahun 1471, anaknya meninggal saat masih kecil.
b. Dari istrinya yang bernama Nyai Kawung Anten yang dinikahi pada tahun 1475, memiliki anak:
I.1. Ratu Winaon (lahir tahun 1477) yang nantinya bersuamikan Pangeran Atas Angin atau Pangeran Raja Laut.
I.2. Pangeran Sebakingkin atau Maulana Hasanuddin (lahir tahun 1478) yang nantinya menjadi penguasa Banten pada tahun 1522.
c. Dari istrinya yang bernama Nyai Pakungwati putri Pangeran Cakrabuwana, uaknya, yang dinikahi pada tahun 1478 tidak diketahui berputra.
d. Dari istrinya yang bernama Ong Tien (wafat tahun 1488), putri Tionghoa yang dinikahi pada tahun 1481 memiliki seorang putra yang meninggal ketika baru lahir di Luragung
e. Dari istrinya yang bernama Syarifah Baghdad, adik Maolana Abdurrahman Bagdadi atau dikenal sebagai Pangeran Panjunan, mempunyai anak yaitu:
I.3. Pangeran Jayakelana (lahir tahun 1486 dan wafat tahun 1516) yang nantinya menikah dengan Ratu Pembayun putri Raden Patah. Ratu Pembayun setelah Pangeran Jayakelana wafat menikah lagi dengan Pangeran Pasai atau Ki Fadhillah.
I.4. Pangeran Gung Anom atau Pangeran Bratakelana atau Pangeran Sedang Lautan (lahir tahun 1488 dan wafat tahun 1513 di laut Gebang) yang nantinya menikah dengan Ratu Nyawa putri Raden Patah.
f. Dari istrinya yang bernama Nyai Tepasari, putri Ki Gedeng Tepasan dari Majapahit, memiliki anak yaitu:
I.5. Nyai Ratu Ayu (lahir tahun 1493) yang nantinya menikah dengan Pangeran Sabrang Lor, Sultan Demak kedua, dan setelah Pangeran Sabrang Lor wafat, menikah lagi dengan Pangeran Pasai atau Ki Fadhillah.
I.6. Pangeran Mohammad Arifin atau Pangeran Pasarean (lahir tahun 1495 dan wafat tahun 1552 di Demak) yang menikah dengan Ratu Nyawa, janda kakaknya, Pangeran Gung Anom atau Pangeran Sedang Lautan.
g. Dari istrinya yang bernama Nyai Gedeng Sembung atau Nyai Ageng Sampang atau Nyai Gede Kancingan, tidak diketahui memiliki anak.
h. Dari istrinya yang bernama Nyi Mas Rarakerta, putri Ki Gedeng Jatimerta memiliki anak yaitu:
I.7. Bung Cikal

II.5. Nyai Ratu Ayu menikah dengan Pangeran Sabrang Lor pada tahun 1511, namun Pangeran Sabrang Lor wafat pada tahun 1521 dengan tidak berputra. Kemudian Ratu Ayu bersuamikan Ki Fadhillah pada tahun 1524. Dari perkawinan ini Ratu Ayu memiliki anak yaitu:
II.5.1. Ratu Wanawati Raras yang lahir tahun 1525

II.6. Pangeran Pasarean menjadi Dipati Cirebon I pada tahun 1528 atas nama ayahnya ketika Syarif Hidayat sedang berkeliling Tatar Sunda  menyebarkan agama Islam.  Pangeran Pasarean menikah dengan Ratu Nyawa, putri Raden Patah, janda dari Pangeran Gung Anom dan memiliki anak yaitu:
II.6.1. Pangeran Kesatriyan yang lahir tahun 1516.
II.6.2. Pangeran Losari yang lahir tahun 1518.
II.6.3. Pangeran Sawarga atau Pangeran Sindang Kempeng yang lahir tahun 1521 dan wafat tahun 1556.
II.6.4. Nyai Ratu Emas yang lahir tahun 1523.
II.6.5. Pangeran Santana Panjunan yang lahir tahun 1525.
II.6.6. Pangeran Weruju atau Pangeran Suryanagara yang lahir tahun 1550.

III.3. Pangeran Sawarga bin Pangeran Pasarean menikah dengan Ratu Wanawati Raras binti Fadhillah, memiliki anak yaitu:
III.3.1. Ratu Ayu Sakluh yang lahir tahun 1545.
III.3.2. Pangeran Emas atau bergelar Panembahan Ratu yang lahir tahun 1547 dan wafat tahun 1649.
III.3.3. Pangeran Manis yang lahir tahun 1548.
III.3.4. Pangeran Wirasuta yang lahir tahun 1550.

IV.2. Panembahan Ratu atau Pangeran Emas dua kali menikah.
a.      Dari Ratu Harisbaya tidak memiliki anak, dicerai kemudian Ratu Harisbaya menikah dengan Pangeran Geusan ulun dari Sumedang.
b.      Dari Ratu Lampok Angroros, putri Sultan Pajang Jaka Tingkir pada tahun 1571, memiliki anak yaitu:
IV.2.1. Pangeran Seda Blimbing yang lahir tahun 1571.
IV.2.2. Pangeran Arya Kidul yang lahir tahun 1572.
IV.2.3. Pangeran Wiranagara yang lahir tahun 1573.
IV.2.4. Ratu Emas yang lahir tahun 1575.
IV.2.5. Pangeran Sedang Gayam yang lahir tahun 1578.
IV.2.6. Pangeran Singawani yang lahir tahun 1581.

V.5. Pangeran Sedang Gayam menjadi Dipati Cirebon II dan menikah dengan seorang putri Mataram, memiliki anak yaitu;
V.5.1. Ratu Putri
V.5.2. Raden Putra dan bergelar Panembahan Girilaya yang lahir tahun 1601 dan wafat di Girilaya pada tahun 1662.

VI.2. Panembahan Girilaya memiliki dua istri.
a.      Dari istri pertamanya putri Amangkurat I dari Mataram memiliki anak yaitu:
VI.2.1. Pangeran Martawijaya yang menjadi Sultan Sepuh I dengan gelar Sultan Sepuh Abil Makarim Syamsuddin.
VI.2.2. Pangeran Kartawijaya yang menjadi Sultan Anom I dengan gelar Sultan Anom Abil Makarim Badriddin.
VI.2.3. Pangeran Wangsakerta yang menjadi Panembahan Cirebon I atau Panembahan Agung, disebut juga Panembahan Gusti.
b.      Dari istri kedua memiliki anak yaitu;
VI.2.4. Panembahan Katimang
VI.2.5. Pangeran Raja Giyanti.

Rabu, 11 Juni 2014

Kraton Kasepuhan

Bangsal Agung (Dalem Harum) Kraton Kasepuhan Cirebon pada tahun 1915.
Pendapa Bangsal Agung, sekarang sudah dirombak, di sini adalah konstruksi baru "Pringgondani".

Tampilan depan "Siti Inggil" Kraton Kasepuhan, Cirebon. Terdapat juga berbagai bangunan di situ, jembatan modern, di belakangnya  ada pohon yang sangat tua dengan bunga-bunga kuning keemasan.
 

Senin, 09 Juni 2014

Silsilah Penguasa Sunda - Galuh - Cirebon



A.     Prabu Ragamulya Luhur Prabawa yang memerintah di kerajaan Sunda sejak tahun 1340 Masehi sampai tahun 1350 Masehi, berputra di antaranya:
1.     Linggabuana
2.     Bunisora
B.      Linggabuana menjadi Maharaja Kerajaan Sunda (termasuk juga wilayah Galuh) menggantikan ayahnya dengan gelar Prabu Maharaja Linggabuana pada tanggal 14 separuh terang bulan Palguna 1274 Saka (kira-kira tanggal 22 Februari 1350 M). Prabu Maharaja Linggabuana inilah yang gugur di Palagan Bubat dalam mempertahankan kehormatannya. Atas insiden yang menghebohkan seluruh Nusantara tersebut, orang-orang memberi julukan atas kegagah-beranian Prabu Maharaja Linggabuana dengan sebutan Prabu Wangi. Dikenal juga sebagai Sang Lumahing Bubat dan dimakamkan di Sanghiyang Linggahiyang (Astana Gede Kawali). Prabu Maharaja Linggabuana dari pernikahannya dengan Dewi Lara Linsing, putri dari Prabu Arya Kulon, memiliki anak di antaranya:
1.     Dyah Pitaloka yang lahir pada tahun 1339 M dan ikut gugur bersama ayahnya di Bubat pada hari Selasa Wage tanggal 4 September 1357 M.
2.      Niskala Wastu Kancana, putra terkecil yang lahir pada tahun 1348 M dan tidak ikut ke Bubat karena saat itu baru berusia 9 tahun sehingga tidak gugur bersama keluarganya yang lain.
C.     Sang Bunisora atau dikenal juga sebagai Mangkubuni Bunisora Suradipati menggantikan kakaknya menjadi raja dengan gelar Prabu Guru Pangadiparamarta Jayadewatabrata. Bunisora dikenal juga sebagai Batara Guru di Jampang. Dari permaisurinya Laksmiwati, memiliki anak:
1.     Giridewata, yang menjadi raja daerah di Cirebon Girang dan dikenal sebagai Ki Gedeng Kasmaya.
2.     Bratalegawa, yang menjadi saudagar kaya raya dengan banyak memiliki perahu dan sering berlayar. Bratalegawa inilah yang pertama kali masuk Islam karena banyak berinteraksi dengan pedagang Muslim bahkan hingga menunaikan ibadah haji dan beristrikan wanita muslimah dari Gujarat. Oleh karena itu Bratalegawa mendapat julukan Haji Purwa Galuh. Cucu Bratalegawa yang bernama Hadijah menikah dengan Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati.
3.     Banawati, yang kelak menjadi ratu di daerah Galuh.
4.     Dewi Mayangsari, yang dikemudian hari dijodohkan dengan Niskala Wastu Kancana (sepupunya).
D.    Niskala Wastu Kancana naik tahta Kerajaan Sunda tahun 1372 M dengan gelar Mahaprabu Niskala Wastu Kancana Praburesi Buana Tunggal Dewata menggantikan paman sekaligus mertuanya, Sang Bunisora. Niskala Wastu Kancana inilah yang disebut dalam Prasasti Kawali. Diantara putranya adalah:
a.     Dari istri yang bernama Ratna Sarkati putri Sang Resi Susuk Lampung dari Sumatera, yaitu:
1.     Sang Haliwungan atau biasa juga disebut Sang Susuktunggal yang lahir pada tahun 1369 M dan mendapat gelar Prabu Dewatmaka setelah mewarisi kerajaan Sunda mulai dari sungai Citarum ke sebelah barat.
b.     Dari istri yang bernama Dewi Mayangsari putri Sang Bunisora Suradipati, yaitu:
2.     Sang Ningrat Kancana dengan gelar Prabu Dewa Niskala setelah mewarisi kerajaan Galuh mulai dari sungai Citarum ke sebelah timur sampai sungai Cipamali di Brebes.
3.     Ki Gedeng Sindang yang menjadi raja daerah di Sindangkasih.
4.     Surawijaya Sakti yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Ki Gedeng Singapura, raja daerah di Singapura (Mertasinga, pelabuhan Cirebon).
5.     Ki Gedeng Tapa yang nantinya menjadi Juru Labuan Muara Jati dengan gelar Mangkubumi Jumajan Jati.
E.     Ki Gedeng Kasmaya yang menjadi raja daerah di Cirebon  Girang memiliki anak di antaranya:
1.     Ki Gedeng Carbon Girang yang putrinya, Nyai Arumsari menjadi istri Ki Danusela (adik Ki Danuwarsih) atau disebut juga Ki Gedeng Alang-alang (Kuwu Cirebon Pesisir I)
2.     Ki Gedeng Sanggarung yang menjadi raja daerah di Losari.
3.     Indang Saketi yang dinikahi oleh sepupunya Surawijaya Sakti atau Ki Gedeng Singapura.
4.     Lara Ruda yang dinikahi oleh Ki Dampu Awang seorang saudagar dari Campa.
5.     Ratna Kranjang yang dinikahi oleh sepupunya Ki Gedeng Tapa yang menjadi Juru Labuan Muara Jati dan selanjutnya merangkap sebagai penguasa  daerah Singapura menggantikan kakaknya Surawijaya Sakti yang tidak memiliki keturunan.
F.     Prabu Dewatmaka atau Sang Susuktunggal atau Sang Haliwungan yang menjadi Raja Sunda memiliki putra-putri dari dua istri.
a.     Dari istri yang bernama Baramuci Larang, putri Prabu Surendrabuanaloka memiliki anak yaitu:
1.     Surabima alias Prabu Amuk Marugul yang menjadi raja daerah di Japura (Cirebon)
2.     Kentring Manik Mayang Sunda yang kelak menjadi istri Sri Baduga Maharaja.
3.     Dipati Kranda yang nantinya menjadi Bupati di Sunda Kalapa (Jakarta).
b.     Dari istri yang kedua memiliki anak yaitu:
4.     Sang Wudubasu yang menjadi raja daerah di Tanjung.
5.     Sang Pulunggana yang menjadi raja daerah di Gunung Batu.
G.    Prabu Dewa Niskala yang menjadi Raja Galuh memiliki anak:
a.     Dari istri yang pertama yaitu:
1.     Sang Pamanahrasa atau Jayadewata.
2.     Sang Ningratwangi.
b.     Dari istri kedua yaitu:
3.     Banyak Catra alias Kamandaka yang menjadi Bupati di Pasir Luhur (Cilacap).
4.     Banyak Ngampar yang menjadi Bupati di Dayeuh Luhur (Cilacap).
5.     Ratna Ayu Kirana.
6.     Kusumalaya alias Ajar Kutamangu yang menjadi raja daerah di Talaga (Majalengka) karena menikah dengan Ratu Simbarkancana putri Prabu Talagamanggung.
H.    Sang Pamanahrasa atau Prabu Jayadewata mempersatukan kembali Galuh dan Pakuan setelah terjadi konflik antara ayahnya Prabu Dewaniskala (Raja Galuh di Kawali) dengan uwaknya Prabu Dewatmaka (Raja Sunda di Pakuan). Ketika dilantik di Kawali mendapat gelar Prabuguru Dewataprana dan setelah diangkat juga sebagai raja sunda mendapat gelar Sri Baduga Maharaja (H)aji di Pakuan Pajajaran. Sri Baduga mendapat sebutan juga Prabu Siliwangi.
a.     Dari istrinya Ambetkasih putri Ki Gedeng Sindangkasih raja wilayah Sindangkasih, Sri Baduga Maharaja tidak memiliki anak.
b.     Dari istrinya Subanglarang putri Ki Gedeng Tapa raja Singapura memiliki anak yaitu:
1.     Pangeran Walangsungsang alias Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon II yang kelak mendirikan Kerajaan Islam dengan nama Nagara Agung Pakungwati Cirebon di pesisir dengan gelar Sri Mangana.
2.     Larasantang yang menjadi ibunda dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang mewarisi Kerajaan Cirebon dari uwaknya.
3.     Rajasangara
c.      Dari istrinya Kentring Manik Mayang Sunda putri Prabu Dewatmaka memilik anak yaitu:
4.     Sanghiyang Surawisesa yang melanjutkan tahta kerajaan Sunda Pajajaran.
5.     Sang Surasowan yang menjadi Bupati di Banten Pesisir.
d.     Dari istrinya Nyai Ratu Bancana memiliki anak yaitu:
6.     Prabu Sangkan Beunghar.
e.     Dari istrinya Nyai Aciputih putri Dampu Awang dengan Lara Ruda memiliki anak yaitu:
7.     Lara Badaya
I.       Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang pendiri Kraton Pakungwati memiliki anak:
a.     Dari Nyai Indang Geulis putri Ki Danuwarsih anaknya yaitu:
1.     Nyai Mas Pakungwati.
b.     Dari Nyai Ratna Riris atau Nyai Kancana Larang putri Ki Danusela alias Ki Gedeng Alang-alang anaknya yaitu:
2.     Pangeran Carbon.
c.      Dari istrinya yang bernama Nyai Retna Rasajati, putri Maolana Ibrahim Akbar atau Syekh Maulana Jatiswara dari Campa memiliki anak yaitu:
3.     Nyai Laraskonda
4.     Nyai Lara Sajati
5.     Nyai Jatimerta
6.     Nyai Jamaras
7.     Nyai Mertasinga
8.     Nyai Cempa
9.     Nyai Rasamalasih