A.
Prabu Ragamulya Luhur Prabawa yang memerintah
di kerajaan Sunda sejak tahun 1340 Masehi sampai tahun 1350 Masehi, berputra di
antaranya:
1. Linggabuana
2. Bunisora
B.
Linggabuana menjadi Maharaja Kerajaan Sunda
(termasuk juga wilayah Galuh) menggantikan ayahnya dengan gelar Prabu Maharaja
Linggabuana pada tanggal 14 separuh terang bulan Palguna 1274 Saka (kira-kira
tanggal 22 Februari 1350 M). Prabu Maharaja Linggabuana inilah yang gugur di
Palagan Bubat dalam mempertahankan kehormatannya. Atas insiden yang
menghebohkan seluruh Nusantara tersebut, orang-orang memberi julukan atas
kegagah-beranian Prabu Maharaja Linggabuana dengan sebutan Prabu Wangi. Dikenal
juga sebagai Sang Lumahing Bubat dan dimakamkan di Sanghiyang Linggahiyang (Astana
Gede Kawali). Prabu Maharaja Linggabuana dari pernikahannya dengan Dewi Lara
Linsing, putri dari Prabu Arya Kulon, memiliki anak di antaranya:
1. Dyah Pitaloka yang lahir pada tahun
1339 M dan ikut gugur bersama ayahnya di Bubat pada hari Selasa Wage tanggal 4
September 1357 M.
2. Niskala Wastu Kancana, putra terkecil yang
lahir pada tahun 1348 M dan tidak ikut ke Bubat karena saat itu baru berusia 9
tahun sehingga tidak gugur bersama keluarganya yang lain.
C.
Sang
Bunisora atau dikenal juga sebagai Mangkubuni Bunisora Suradipati menggantikan
kakaknya menjadi raja dengan gelar Prabu Guru Pangadiparamarta Jayadewatabrata.
Bunisora dikenal juga sebagai Batara Guru di Jampang. Dari permaisurinya
Laksmiwati, memiliki anak:
1. Giridewata, yang menjadi raja daerah
di Cirebon Girang dan dikenal sebagai Ki Gedeng Kasmaya.
2. Bratalegawa, yang menjadi saudagar
kaya raya dengan banyak memiliki perahu dan sering berlayar. Bratalegawa inilah
yang pertama kali masuk Islam karena banyak berinteraksi dengan pedagang Muslim
bahkan hingga menunaikan ibadah haji dan beristrikan wanita muslimah dari
Gujarat. Oleh karena itu Bratalegawa mendapat julukan Haji Purwa Galuh. Cucu
Bratalegawa yang bernama Hadijah menikah dengan Syekh Datuk Kahfi atau Syekh
Nurjati.
3. Banawati, yang kelak menjadi ratu di
daerah Galuh.
4. Dewi Mayangsari, yang dikemudian hari
dijodohkan dengan Niskala Wastu Kancana (sepupunya).
D.
Niskala
Wastu Kancana naik tahta Kerajaan Sunda tahun 1372 M dengan gelar Mahaprabu
Niskala Wastu Kancana Praburesi Buana Tunggal Dewata menggantikan paman
sekaligus mertuanya, Sang Bunisora. Niskala Wastu Kancana inilah yang disebut
dalam Prasasti Kawali. Diantara putranya adalah:
a. Dari istri yang bernama Ratna Sarkati
putri Sang Resi Susuk Lampung dari Sumatera, yaitu:
1. Sang Haliwungan atau biasa juga
disebut Sang Susuktunggal yang lahir pada tahun 1369 M dan mendapat gelar Prabu
Dewatmaka setelah mewarisi kerajaan Sunda mulai dari sungai Citarum ke sebelah
barat.
b. Dari istri yang bernama Dewi
Mayangsari putri Sang Bunisora Suradipati, yaitu:
2. Sang Ningrat Kancana dengan gelar
Prabu Dewa Niskala setelah mewarisi kerajaan Galuh mulai dari sungai Citarum ke
sebelah timur sampai sungai Cipamali di Brebes.
3. Ki Gedeng Sindang yang menjadi raja
daerah di Sindangkasih.
4. Surawijaya Sakti yang selanjutnya
dikenal dengan sebutan Ki Gedeng Singapura, raja daerah di Singapura
(Mertasinga, pelabuhan Cirebon).
5. Ki Gedeng Tapa yang nantinya menjadi
Juru Labuan Muara Jati dengan gelar Mangkubumi Jumajan Jati.
E.
Ki
Gedeng Kasmaya yang menjadi raja daerah di Cirebon Girang memiliki anak di antaranya:
1. Ki Gedeng Carbon Girang yang putrinya,
Nyai Arumsari menjadi istri Ki Danusela (adik Ki Danuwarsih) atau disebut juga
Ki Gedeng Alang-alang (Kuwu Cirebon Pesisir I)
2. Ki Gedeng Sanggarung yang menjadi
raja daerah di Losari.
3. Indang Saketi yang dinikahi oleh
sepupunya Surawijaya Sakti atau Ki Gedeng Singapura.
4. Lara Ruda yang dinikahi oleh Ki Dampu
Awang seorang saudagar dari Campa.
5. Ratna Kranjang yang dinikahi oleh
sepupunya Ki Gedeng Tapa yang menjadi Juru Labuan Muara Jati dan selanjutnya
merangkap sebagai penguasa daerah
Singapura menggantikan kakaknya Surawijaya Sakti yang tidak memiliki keturunan.
F.
Prabu
Dewatmaka atau Sang Susuktunggal atau Sang Haliwungan yang menjadi Raja Sunda
memiliki putra-putri dari dua istri.
a. Dari istri yang bernama Baramuci
Larang, putri Prabu Surendrabuanaloka memiliki anak yaitu:
1. Surabima alias Prabu Amuk Marugul
yang menjadi raja daerah di Japura (Cirebon)
2. Kentring Manik Mayang Sunda yang
kelak menjadi istri Sri Baduga Maharaja.
3. Dipati Kranda yang nantinya menjadi
Bupati di Sunda Kalapa (Jakarta).
b. Dari istri yang kedua memiliki anak
yaitu:
4. Sang Wudubasu yang menjadi raja
daerah di Tanjung.
5. Sang Pulunggana yang menjadi raja
daerah di Gunung Batu.
G.
Prabu
Dewa Niskala yang menjadi Raja Galuh memiliki anak:
a. Dari istri yang pertama yaitu:
1. Sang Pamanahrasa atau Jayadewata.
2. Sang Ningratwangi.
b. Dari istri kedua yaitu:
3. Banyak Catra alias Kamandaka yang
menjadi Bupati di Pasir Luhur (Cilacap).
4. Banyak Ngampar yang menjadi Bupati di
Dayeuh Luhur (Cilacap).
5. Ratna Ayu Kirana.
6. Kusumalaya alias Ajar Kutamangu yang
menjadi raja daerah di Talaga (Majalengka) karena menikah dengan Ratu
Simbarkancana putri Prabu Talagamanggung.
H.
Sang
Pamanahrasa atau Prabu Jayadewata mempersatukan kembali Galuh dan Pakuan
setelah terjadi konflik antara ayahnya Prabu Dewaniskala (Raja Galuh di Kawali)
dengan uwaknya Prabu Dewatmaka (Raja Sunda di Pakuan). Ketika dilantik di
Kawali mendapat gelar Prabuguru Dewataprana dan setelah diangkat juga sebagai
raja sunda mendapat gelar Sri Baduga Maharaja (H)aji di Pakuan Pajajaran. Sri
Baduga mendapat sebutan juga Prabu Siliwangi.
a. Dari istrinya Ambetkasih putri Ki
Gedeng Sindangkasih raja wilayah Sindangkasih, Sri Baduga Maharaja tidak
memiliki anak.
b. Dari istrinya Subanglarang putri Ki
Gedeng Tapa raja Singapura memiliki anak yaitu:
1. Pangeran Walangsungsang alias
Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon II yang kelak mendirikan Kerajaan
Islam dengan nama Nagara Agung Pakungwati Cirebon di pesisir dengan gelar Sri
Mangana.
2. Larasantang yang menjadi ibunda dari
Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang mewarisi Kerajaan Cirebon dari
uwaknya.
3. Rajasangara
c. Dari istrinya Kentring Manik Mayang
Sunda putri Prabu Dewatmaka memilik anak yaitu:
4. Sanghiyang Surawisesa yang
melanjutkan tahta kerajaan Sunda Pajajaran.
5. Sang Surasowan yang menjadi Bupati di
Banten Pesisir.
d. Dari istrinya Nyai Ratu Bancana
memiliki anak yaitu:
6. Prabu Sangkan Beunghar.
e. Dari istrinya Nyai Aciputih putri
Dampu Awang dengan Lara Ruda memiliki anak yaitu:
7. Lara Badaya
I.
Pangeran
Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang pendiri Kraton Pakungwati memiliki
anak:
a. Dari Nyai Indang Geulis putri Ki
Danuwarsih anaknya yaitu:
1. Nyai Mas Pakungwati.
b. Dari Nyai Ratna Riris atau Nyai
Kancana Larang putri Ki Danusela alias Ki Gedeng Alang-alang anaknya yaitu:
2. Pangeran Carbon.
c. Dari istrinya yang bernama Nyai Retna
Rasajati, putri Maolana Ibrahim Akbar atau Syekh Maulana Jatiswara dari Campa
memiliki anak yaitu:
3. Nyai Laraskonda
4. Nyai Lara Sajati
5. Nyai Jatimerta
6. Nyai Jamaras
7. Nyai Mertasinga
8. Nyai Cempa
9. Nyai Rasamalasih
coba itu yg nomor H D,...dihapus saja,..itu tdk ada,..makasih
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya kang Jaka Supraba.
BalasHapusUntuk point yg disebutkan, itu terdapat dalam naskah Sumedang dan naskah Pamarican terkait sejarah kerajaan Galih Pakuan di Limbangan Garut.
Naskah ini memang 'pebeulit', tp saya bermaksud sengaja menampilkan semua informasi terkait silsilah ini dari berbagai sumber.
mohon dgn gambarnya
BalasHapusMau tanya penasehat atau senopati agung nya nyai Subang Larang siapa ya....? 🙏🙏🙏
BalasHapuski gedeng tapa apakah sama dg kyai manguntapa
BalasHapusPunten kang ikhwanul falah... Mohon Referensinya / sumbernya diberitahu? Haturnuhun
BalasHapus